Cerita dari trip lama, belum lama-lama amat sebenarnya karena dilakukan pada 23-24 Januari 2010 yang lalu (tetapi bagi saya sudah terlalu lama karena setelah itu saya sudah berada di tempat lain lagi untuk waktu yang lama yang rasanya trip yang disebut baru itu adalah trip yang baru dilakukan satu atau dua hari yang lalu). Akhir Januari itu Tim Mancing Mania Trans 7 bersama-sama kawan-kawan dari Maguro Fishing Team (terdiri dari beberapa member IFT Fishing Forum dan kru dari Dunia Pancing Latumenten, Jakarta) mengadakan trip jigging ke saltwater fishing ground paling klasik di Banten selatan yakni Binuangeun. Selusin lebih peserta ikut dalam trip ini. Ditambah dengan kami dan juga kru kapal maka kami pun akhirnya terbagi dalam dua fishing fleet (kapal mancing) berbeda. KM Jagat2 dan KM Jagat 3. Kedua kapal mancing ini cukup terkenal dan berkelas di kalangan para pecinta Binuangeun karena kalau berlangsung turnamen di sana tim-tim yang menyewa kedua kapal ini sering menyabet juara, cerminan bahwa kapten dan abk kapal sangat mumpuni ‘bermain’ di perairan Binuangeun.
Tim Kapal Jagat 2 |
Tim Kapal Jagat 3 |
Saya (Michael Kru mancing mania Trans|7), Ade (Dupala), Slamet (Dupala), Roy, Misdi, Nurhimawan, Yohanes (Bungai), Yulianto, Ferry, Somali, Sugik, Acung, berada di KM Jagat 2 yang dikemudikan oleh Kapten Ambo, Salah satu kapten paling top di Binuangeun. Rekan-rekan yang lain termasuk bos saya Mas DW berada di Km Jagat 3. Suasana di Binuangeun sejak kami merapat sehari sebelunya (22/01/2010 ) sangat sepi karena saat itu sebenarnya sedang berlangsung musim baratan (musim angin barat) yang terkenal dengan gelombang dan ombak besarnya yang membuat lautan sunyi dari kapal-kapal dan para pemancing. Lalu apa kami adalah sekumpulan orang-orang bodoh yang nekat melaut meski cuaca sedang buruk sedang mengamuk? Tidak sama sekali. Kami melakukan trip ini karena setelah melakukan pemantauan cuaca dalam waktu yang lama di situs-sius cuaca online kami menemukan pada hari-hari tersebut angin barat di Binuangeun akan mereda dalam beberapa hari.
Sedang asyik strike ikan-ikan rame, tiba-tiba terdengar kegaduhan buritan kapal, sontak saya bangun dan menghampiri, ternyata Yohanes (Bungai) sedang asyik berbagi pengalamannya oleh kapten ambo tentang mancing tehnik handline disambut oleh penghuni bawah laut. Nafas yang terhela dan telapak tangan yang dijaga pun tak kuasa rasanya melihat pergulatan strike oleh Yohanes (Bungai), mahluk apa gerangan yang hingga membuat Yohanes (Bungai) sedikit cemas, tak lama kemudian muncul kepermukaan ikan berbentuk aerodinamis dan strip kuning ditengah, ternyata Amberjack lagi, rupanya kumpulan Amberjack berukuran besar –besar sedang berada tepat dibawah kapal kami (Jagat2).
Semangat Tim pun makin bergejolak melihat penghuni kedalaman yang berhasil naik kepermukaan. Satu persatu JIG terus turun tajam kedasar laut kedalaman 100-150meter, ukuran Jig pun harus diseragamkan dalam penurunan bersama mengingat arus yang kuat akan membawa jig melayang yang dapat membuat jig satu dan yang lain tersangkut apabila ukuran berat berbeda.
Hari semakin sore, matahari sudah terbenam walau Tim pun sudah terlihat sedikit kelelahan, semangat terus menggebu mengingat jam makan sore ikan yang biasanya bagus di waktu seperti ini. Pompa-an demi pompa-an terus dilakukan mengharap Ikan hook up disalah satu dari Tim ternyata kurang disambut saat ini, saya pun kembali melanjutkan makan siang saya yang tertunda karena asyiknya mengabadikan momen Tim dalam pita kaset video.